take it or explode it

Wednesday, January 11, 2012

Filosofi Yunani mengenai definisi estetika

10:59 PM Posted by Lily Rofil No comments

Readers, I am not out of my track, I am sure. But here I have an article which is neither about gender nor media. FYI, I am a student majoring in Media studies and Gender Studies, so what I write is usually about those two subjects. This article, also I found it from my laptop an again I could not remember when I ever wrote it. I am 100% sure, I used to write it. Never mind, just be happy having it, readers. One more thing, it is in Bahasa Indonesia, not in Malay language like some previous articles.

Definisi Keindahan
Estetika merupakan filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penalaran terhadap sentimen dan rasa. Estetika berasal dari bahasa yunani austhetike yang pertama kali dikenalkan oleh seorang filsuf bernama Alexander Gottlieb Baumgarten (1735) untuk mendefinisikan ilmu tentang segala hal yang bisa dirasakan melalui perasaan manusia. Kata lainnya yaitu aesthetikos yang memiliki makna sesuatu yang berkaitan dengan indera atau berkaitan dengan persepsi peninderaan, pemahaman, dan perasaan. Kemudian pada tahun 1830, T.J. Diffey memperkenalkan aesthetics sebagai adaptasi istilah estetika dalam bahasa inggris. Estetika secara sederhana merupakan ilmu yang mempelajari tentang keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Keindahan itu sendiri bisa bermakna sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan adalah keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Dalam konteks sehari-hari, kata estetik jarang dipakai dan diwakili oleh kata ‘indah’. Kata estetik pada umumnya dikaitkan dengan ‘citra rasa yang baik’, keindahan dan artistik. Dengan kata lain, estetik menjadi objek dalam kajian disiplin estetika. Estetika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas filosofi seni dan estetik objek lainnya. Itulah sebabnya ada istilah estetika filosofis. Louis Arnaud Reid memberi batasan estetika filosofis sebagai disiplin yang mengkaji makna istilah-istilah dan konsep-konsep yang berkenaan dengan seni.

Estetika filsafat yang dekat dengan filosofi seni bermula sejak lahirnya filsafat dalam sejarah kemanusiaan. Estetika filosofis secara mendasar mencoba berusaha mencari jawaban tentang hakekat dan asas dari keindahan dan fenomena estetik. Karena estetika dekat hubungannya dengan filsafat seni, estetika berfungsi sebagai penafsir dan penjelas fenomena kehidupan seni rupa. Estetika atau keindahan memberi nilai lebih pada suatu karya seni. Tidak hanya karya seni saja yang mengandung unsur indah, suatu produk desain juga bisa dikatakan indah apabila masuk dalam dimensi keindahan itu sendiri. Estetika modern mengantarkan pada konsep desain yang inovatif dan menarik. Estetika modern memberi arti untuk tiga hal yaitu, studi mengenai fenomena estetis, studi mengenai fenomena persepsi dan studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis.

Keindahan mempunyai penilaian berbeda untuk tiap masa. pada masa romantisme, keindahan dianggap sebagai kemampuan dalam menyajikan sebuah keagungan. Pada masa itu indah dan agung seakan memiliki makna yang dekat untuk mengungkapkan suatu romanisme. Namun tidak pada masa realisme yang menilai keindahan sebagai suatu kemapuan untuk menyajikan sesuatu dalam keadaan yang sebenarnya. Kenyataan lebih penting dari pada sesuatu yang disebut ‘agung’. Lain lagi pada masa de Stijl di Belanda. Keindahan pada masa ini memiliki nilai sebagai kemampuan untuk mengkomposisiskan warna dan ruang serta berarti pula sebagai kemampuan mengabstraksi benda.

Keindahan menurut Plato
Plato (427-347 SM) merupakan filsuf Yunani yang mempunyai konsep tinggi terhadap suatu ide. Pemikirannya diakui dan digunakan oleh banyak kalangan di dunia. Plato merupakan salah satu tokoh filosof yang termasuk dalam golongan filosof idealisme. Pendapatnya yang terkenal yaitu bahwa kenyataan itu adalah idea (bentuk). Dalam pemahamannya, alam dunia ini merupakan kenyataan yang tidak sempurna dan hanya merupakan refleksi dari idea. Seni temasuk dalam unsur di dunia. Menurut Plato, seni adalah imitasi dari kenyataan idea. Seni tidak lebih tinggi jika dipandang dari hubungannya dengan realitas. Seni tidak dapat diandalkan sebagai sumber pengetahuan realitas.

Di sisi lain, Plato turut serta menyumbangkan pemikirannya dalam mempengaruhi konsep desain modern. Metode dialektika Plato yang merupakan simplifikasi persoalan melalui klasifikasi sistematis, menjadi dasar pendidikan desain modern. Metode tersebut berguna dalam persoalan desain yang kompleks dan banyak melibatkan banyak bidang seperti pada desain-desain rekayasa. Desain-desain itu sendiri memerlukan konsep keindahan. Dan menurut Plato, keindahan adalah hal yang terkait dengan proporsi, keharmonisan dan kesatuan. Suatu benda maupun materi di dunia ini tidak ideal dan akan berkesan ideal apabila ada unsur-unsur yang baik dalam proporsi bentuk, keharmonisan serta kesatuan yang tercipta di dalamnya.

Keindahan dilihat dari sudut pandang Aristoteles
Aristoteles termasuk salah satu ahli filsafat besar Yunani selain Socrates dan Plato. Aristoteles merupakan murid dari Plato. Jika Plato dikenal dengan teorinya bahwa kenyataan materi ada pada bentuk yang ideal, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak akan eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyumbangkan pemikirannya tentang logika berpikir secara deduktif. Hal inilah yang dipakai sampai sekarang sebagai dasar dari setiap pembelajaran formal. Selain metode berpikir secara deduktif, Aristoteles juga menyadari pentingnya berpikir secara induktif sebagai dasar dalam penelitian ilmiah.

Desain diciptakan melalui pemikiran deduktif dan induktif oleh penciptanya. Pemikiran secara deduktif dan induktif berdampak pada hasil yang baik, seimbang dan menimbulkan kesan estetik. Secara tidak langsung pemikiran Aristoteles telah mempengaruhi konsep desain. Nilai estetik dari suatu desain dapat dihasilkan dari analisa otak mengenai teori-teorinya. Bahkan menurut Aristoteles, keindahan dari suatu bentuk, secara logika datang dari aturan-aturan, kesimetrisan dan keberadaan.
Aristoteles dikenal dengan teori-teorinya yang masuk akal dan mewakili pemikiran masyarakat pada umumnya. Aristoteles senantiasa melakukan pendekatan rasional dalam setiap karyanya. Menurutnya, setiap segi kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa.

Definisi Keindahan oleh Socrates
Socrates (470-399 SM) merupakan sosok yang mewakili tradisi filosofi Yunani. Ia adalah guru dari Filsuf besar Plato. Sebagai guru besar bagi Aristokrat muda Athena, Socrates menerapkan metode ajaran quisioner di mana ia tidak menjelaskan pokok bahasannya secara langsung pada murid-muridnya melainkan dengan mengajukan pertanyaan. Kesalahan jawaban muridnya kemudian dianalisa secara logika dan diajukan pertanyaan lebih jauh lagi. Dari metode ini dapat melatih murid-muridnya untuk lebih memperluas dan memperjelas ide-ide yang ada pada pikiran mereka serta mampu mengembangkan konsep-konsep yang mereka maksud secara mendetail.

Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah ataupun benar memainkan peranan penting mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Ia percaya bahwamanusia pada dasarnya adalah jujur, sedangkan kejahatan yang meliputinya merupakan suatu dampak dari salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Gagasan sistematisnya mengenai keseimbangan alami lingkungan memberi pengaruh pada metode pengembangan ilmu pengetahuan.
Sumbangsih Socrates terbesar bagi pemikiran barat adalah metode penelitiannya yang dikenal elenchus. Elenchus banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Konsep moral pokok ini dapat diterapkan dalam pendesainan suatu objek bahwa suatu desain harus jujur. Kejujuran desain dapat terlihat dari tidak berubahnya fungsi-fungsi unsur alami dari suatu komponen desain sehingga tidak mengurangi nilai keindahan dari desain itu sendiri. Menurutnya, keindahan objek akan muncul pada kesan kejujuran, keseimbangan dan tujuan dari keindahan itu sendiri.

Pendapat Epicurus mengenai makna keindahan
Epicurus (341-270 SM) merupakan salah satu ahli filsafat Yunani yang termasuk dalam golongan filsafat materialisme. Menurutnya, kesenangan dan kesedihan merupakan ukuran apa yang disebut baik dan apa yang disebut buruk. Semua peristiwa di dunia ini didasari oleh pergerakan atom dalam ruang hampa. Teori materialisme Epicurus menjelaskan bahwa sifat ketuhanan tersusun atas atom-atom yang tidak dikaitkan dengan urusan manusia dan tidak dicptakan secara umum serta umumnya mempelajari kesenangan individu itu sendiri.

Filosofi Epicurean yang masih digunakan saat ini yaitu, di zaman yang modern ini, ilmuan mengadaptasi teori atom di mana para filsuf materialisme bersatu dalam etika hedonis Epicurus dan mengemukakan kembali keberatannya terhadap teleology alam. Epicurus bermain dalam masa penting yang dikenal sebagai ‘keajaiban Yunani’. Ia merupakan orang yang pertama kali mencoba untuk menjelaskan sifat alamiah dari dunia tidak dengan bantuan magis ataupun religi tetapi dengan prinsip materi. Dia merupakan figure yang membuka pengembangan ilmiah dan metode ilmiah karena pendapatnya bahwa tak satupun dapat dipercaya kecuali apa yang dicoba melalui observasi dan pengambilan kesimpulan secara logika.

Keindahan diciptakan dari interaksi materi-materi penting di dalamnya dan bukan karena magis. Sesuatu yang indah dekat dengan sifat ketuhanan. Epicorus sendiri mengkaitkan dua hal penting yaitu materi dan kenyataan logis sebagai komponen keindahan.

0 comments:

Post a Comment