Readers, I am not out of my track, I am sure. But here I have an article
which is neither about gender nor media. FYI, I am a student majoring in Media
studies and Gender Studies, so what I write is usually about those two
subjects. This article, also I found it from my laptop an again I could not
remember when I ever wrote it. I am 100% sure, I used to write it. Never mind,
just be happy having it, readers. One more thing, it is in Bahasa Indonesia,
not in Malay language like some previous articles.
Definisi Keindahan
Estetika merupakan filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang
kadang dianggap sebagai penalaran terhadap sentimen dan rasa. Estetika berasal
dari bahasa yunani austhetike yang pertama kali dikenalkan oleh seorang filsuf bernama Alexander Gottlieb
Baumgarten (1735) untuk mendefinisikan ilmu tentang segala hal yang bisa
dirasakan melalui perasaan manusia. Kata lainnya yaitu aesthetikos yang memiliki makna
sesuatu yang berkaitan dengan indera atau berkaitan dengan persepsi
peninderaan, pemahaman, dan perasaan. Kemudian pada tahun 1830, T.J. Diffey
memperkenalkan aesthetics sebagai adaptasi istilah estetika dalam bahasa inggris.
Estetika secara sederhana merupakan ilmu yang mempelajari tentang keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
Keindahan itu sendiri bisa bermakna sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa
senang bila melihatnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan adalah
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Dalam konteks
sehari-hari, kata estetik jarang dipakai dan diwakili oleh kata ‘indah’. Kata estetik pada umumnya dikaitkan dengan ‘citra rasa yang baik’,
keindahan dan artistik. Dengan kata lain, estetik menjadi objek dalam kajian
disiplin estetika. Estetika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas
filosofi seni dan estetik objek lainnya. Itulah sebabnya ada istilah estetika
filosofis. Louis Arnaud Reid memberi batasan estetika filosofis sebagai
disiplin yang mengkaji makna istilah-istilah dan konsep-konsep yang berkenaan
dengan seni.
Estetika filsafat yang dekat dengan filosofi seni bermula sejak lahirnya
filsafat dalam sejarah kemanusiaan. Estetika filosofis secara mendasar mencoba
berusaha mencari jawaban tentang hakekat dan asas dari keindahan dan fenomena
estetik. Karena estetika dekat hubungannya dengan filsafat seni, estetika
berfungsi sebagai penafsir dan penjelas fenomena kehidupan seni rupa. Estetika
atau keindahan memberi nilai lebih pada suatu karya seni. Tidak hanya karya
seni saja yang mengandung unsur indah, suatu produk desain juga bisa dikatakan
indah apabila masuk dalam dimensi keindahan itu sendiri. Estetika modern mengantarkan
pada konsep desain yang inovatif dan menarik. Estetika modern memberi arti
untuk tiga hal yaitu, studi mengenai fenomena estetis, studi mengenai fenomena
persepsi dan studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis.
Keindahan mempunyai penilaian berbeda untuk tiap masa. pada masa
romantisme, keindahan dianggap sebagai kemampuan dalam menyajikan sebuah
keagungan. Pada masa itu indah dan agung seakan memiliki makna yang dekat untuk
mengungkapkan suatu romanisme. Namun tidak pada masa realisme yang menilai
keindahan sebagai suatu kemapuan untuk menyajikan sesuatu dalam keadaan yang
sebenarnya. Kenyataan lebih penting dari pada sesuatu yang disebut ‘agung’.
Lain lagi pada masa de Stijl di Belanda. Keindahan pada masa ini memiliki nilai sebagai kemampuan untuk
mengkomposisiskan warna dan ruang serta berarti pula sebagai kemampuan
mengabstraksi benda.
Keindahan menurut Plato
Plato (427-347 SM) merupakan filsuf Yunani yang mempunyai konsep tinggi
terhadap suatu ide. Pemikirannya diakui dan digunakan oleh banyak kalangan di
dunia. Plato merupakan salah satu tokoh filosof yang termasuk dalam golongan filosof idealisme. Pendapatnya
yang terkenal yaitu bahwa kenyataan itu adalah idea (bentuk). Dalam
pemahamannya, alam dunia ini merupakan kenyataan yang tidak sempurna dan hanya
merupakan refleksi dari idea. Seni temasuk dalam unsur di dunia. Menurut Plato,
seni adalah imitasi dari kenyataan idea. Seni tidak lebih tinggi jika dipandang
dari hubungannya dengan realitas. Seni tidak dapat diandalkan sebagai sumber
pengetahuan realitas.
Di sisi lain, Plato turut serta menyumbangkan pemikirannya dalam
mempengaruhi konsep desain modern. Metode dialektika Plato yang merupakan
simplifikasi persoalan melalui klasifikasi sistematis, menjadi dasar pendidikan
desain modern. Metode tersebut berguna dalam persoalan desain yang kompleks dan
banyak melibatkan banyak bidang seperti pada desain-desain rekayasa.
Desain-desain itu sendiri memerlukan konsep keindahan. Dan menurut Plato,
keindahan adalah hal yang terkait dengan proporsi, keharmonisan dan kesatuan.
Suatu benda maupun materi di dunia ini tidak ideal dan akan berkesan ideal
apabila ada unsur-unsur yang baik dalam proporsi bentuk, keharmonisan serta
kesatuan yang tercipta di dalamnya.
Keindahan dilihat dari sudut pandang Aristoteles
Aristoteles termasuk salah satu ahli filsafat besar Yunani selain Socrates
dan Plato. Aristoteles merupakan murid dari Plato. Jika Plato dikenal dengan
teorinya bahwa kenyataan materi ada pada bentuk yang ideal, Aristoteles
menjelaskan bahwa materi tidak akan eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyumbangkan
pemikirannya tentang logika berpikir secara deduktif. Hal inilah yang dipakai
sampai sekarang sebagai dasar dari setiap pembelajaran formal. Selain metode berpikir secara deduktif, Aristoteles juga menyadari
pentingnya berpikir secara induktif sebagai dasar dalam penelitian ilmiah.
Desain diciptakan melalui pemikiran deduktif dan induktif oleh penciptanya.
Pemikiran secara deduktif dan induktif berdampak pada hasil yang baik, seimbang
dan menimbulkan kesan estetik. Secara tidak langsung pemikiran Aristoteles
telah mempengaruhi konsep desain. Nilai estetik dari suatu desain dapat
dihasilkan dari analisa otak mengenai teori-teorinya. Bahkan menurut
Aristoteles, keindahan dari suatu bentuk, secara logika datang dari
aturan-aturan, kesimetrisan dan keberadaan.
Aristoteles dikenal dengan teori-teorinya yang masuk akal dan mewakili
pemikiran masyarakat pada umumnya. Aristoteles senantiasa melakukan pendekatan
rasional dalam setiap karyanya. Menurutnya, setiap segi kehidupan manusia atau
masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa.
Definisi Keindahan oleh Socrates
Socrates (470-399 SM) merupakan sosok yang mewakili tradisi filosofi
Yunani. Ia adalah guru dari Filsuf besar Plato. Sebagai guru besar bagi
Aristokrat muda Athena, Socrates menerapkan metode ajaran quisioner di mana ia
tidak menjelaskan pokok bahasannya secara langsung pada murid-muridnya
melainkan dengan mengajukan pertanyaan. Kesalahan jawaban muridnya kemudian
dianalisa secara logika dan diajukan pertanyaan lebih jauh lagi. Dari metode
ini dapat melatih murid-muridnya untuk lebih memperluas dan memperjelas ide-ide
yang ada pada pikiran mereka serta mampu mengembangkan konsep-konsep yang
mereka maksud secara mendetail.
Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah
ataupun benar memainkan peranan penting mendefinisikan hubungan seseorang
dengan lingkungan dan sesamanya. Ia percaya bahwamanusia pada dasarnya adalah
jujur, sedangkan kejahatan yang meliputinya merupakan suatu dampak dari salah
pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Gagasan sistematisnya mengenai
keseimbangan alami lingkungan memberi pengaruh pada metode pengembangan ilmu
pengetahuan.
Sumbangsih Socrates terbesar bagi pemikiran barat adalah metode
penelitiannya yang dikenal elenchus. Elenchus banyak diterapkan untuk menguji
konsep moral yang pokok. Konsep moral pokok ini dapat diterapkan dalam
pendesainan suatu objek bahwa suatu desain harus jujur. Kejujuran desain dapat
terlihat dari tidak berubahnya fungsi-fungsi unsur alami dari suatu komponen
desain sehingga tidak mengurangi nilai keindahan dari desain itu sendiri.
Menurutnya, keindahan objek akan muncul pada kesan kejujuran, keseimbangan dan
tujuan dari keindahan itu sendiri.
Pendapat Epicurus mengenai makna keindahan
Epicurus (341-270 SM) merupakan salah satu ahli filsafat Yunani yang
termasuk dalam golongan filsafat materialisme. Menurutnya, kesenangan dan
kesedihan merupakan ukuran apa yang disebut baik dan apa yang disebut buruk.
Semua peristiwa di dunia ini didasari oleh pergerakan atom dalam ruang hampa.
Teori materialisme Epicurus menjelaskan bahwa sifat ketuhanan tersusun atas
atom-atom yang tidak dikaitkan dengan urusan manusia dan tidak dicptakan secara
umum serta umumnya mempelajari kesenangan individu itu sendiri.
Filosofi Epicurean yang masih digunakan saat ini yaitu, di zaman yang
modern ini, ilmuan mengadaptasi teori atom di mana para filsuf materialisme
bersatu dalam etika hedonis Epicurus dan mengemukakan kembali keberatannya
terhadap teleology alam. Epicurus bermain dalam masa penting yang dikenal
sebagai ‘keajaiban Yunani’. Ia merupakan orang yang pertama kali mencoba untuk
menjelaskan sifat alamiah dari dunia tidak dengan bantuan magis ataupun religi tetapi dengan prinsip materi. Dia merupakan
figure yang membuka pengembangan ilmiah dan metode ilmiah karena pendapatnya
bahwa tak satupun dapat dipercaya kecuali apa yang dicoba melalui observasi dan pengambilan kesimpulan secara logika.
Keindahan diciptakan dari interaksi materi-materi penting di dalamnya dan
bukan karena magis. Sesuatu yang indah dekat dengan sifat ketuhanan. Epicorus
sendiri mengkaitkan dua hal penting yaitu materi dan kenyataan logis sebagai
komponen keindahan.
0 comments:
Post a Comment